Hidup tak selamanya indah dan senang,
masih ada cobaan di depan kita pun tak tau cobaan apa yang yang terjadi nanti,
andaikan aku tau cobaan yang akan terjadi nanti aku pasti akan mencoba untuk
merubanya. Kini aku hanyalah manusia yang penuh salah, salah dimata merekan
yang memandangku sebelah mata. Disini aku merasakan hal yang tak aku duga, aku
selalu merasakan siksaan batin yang sangat dalam dan tak ada yang bisa membuat
aku senang atau pun bahagia.
Didalam kesendirian seperti ini aku
erasakan hidup yang terpasung oleh semua pikiran mereka yang menganggaku seperti
sampah, jiwaku kini sudah hancur berkeping keping dan runtuh disapu oleh
derasnya air laut. Kehidupan yang aku jalani kini hanyalah kenang yang terburuk
dalam hidup ini. Aku tak mampu bangkit dalam kehidupan ini dan semua sirna
bagaikan tertelan langit dan bumi yang hitam kelam.
Rengkutlah kehidupan ku agar aku dapat
terbebas dari siksaan yang terus menerus menyiksaku, aku sudah tak menginginkan
lagi sebuah kehidupan yang seperti ini, terkadang aku berfikir “ kenapa aku di
lahirkan bukan untuk di sayang/di kenal banyak orang tapi aku terlahir bagaikan
sampah yang tidak berguna” , mungkinkan hidupku terus begini sampai akhir nanti
ataukan hidupku akan baik.
Seperti gelapnya malam tanpa cahaya yang
menerangi malam aku hanya bisa terdiam dan menangisi semua yang terjadi, hanya
bisa meraba tanpa mata yang kini aku rasakan. Mata yang tertutup oleh kegelapan
kini telah lahir dalam benakku, hanyalah tangan yang bisa melihat dan merasakan
apa yang ada di sekelilingku saat ini, tak sanggup lagi aku bertahan di
gelapnya malam yang mengelilingiku.
Hitan tanpa cahaya dan tanpa penerangan,
kini aku rasakan seprti berada dalam ruang yang kelam dan kosong tanpa cahaya,
aku terpasung didalam kegelapan yang kini terpendam dalam benak dan jiwa ku,
terasa sunyi dan hampa hidup yang aku jalani dan mungkinkah ini sudah takdirku
atukah ini hanya ujian semata dalam hidupku, akupun tak tau apa yang akan
terjadi nanti dalam kehidupan.
Menatap sang maha kuasa seperti melihat
takdirku sendiri, seperti melihat kehidupanku yang akan dalang, namu sekarang
aku hanya terselimuti awan kelam tak bisa melihat kemana aku harus melangkah
dan kemana aku harus menuju. Seluruh hidupku terasa hitam dan kusam, tak ada
yang mampu membrsihkah kehidupan ku saat ini dan menerangikun dalam kelam,
karena aku hanya terpandang satu mata di mata mereka.
Deras sangat deras darah yang mengalir
keluar dari dalam tubuh, semakin sedikit
peluang untuk hidup saat ini dan mungki hanya tuhan yang tau berapa lama aku
hidup dalam dunia ini. Aku tak tau ataukan aku akan hidup seribu tahun lagi
ataukan hari esok aku akan di ambil hanya tuhan yang tau. Hanya pasrah padanya.
Dalam bayang dan angan aku ingin seperti
merekan dalam hidupnya seperti tanpa beban dan cobaan. Semakin lama aku rasakan
semakin jauh aku berpijak untuk melangkahkan kaki ke depan (meraih sebuah
impian) yang belum aku ketahui sampai saat ini. Hari demi hari telah aku lalui
tapi kehidupan ku semaki menyiksa diri (dalam angan). Aku merasakan semua itu
dan aku menjalaninya sendiri.
Gelap malam yang datang, cahaya bulan
kini telah datang dan aku iginkan bayang dirimu yang selalu hadir dalm mimpiku,
namun kini hanyalah bayang yang selalu ada dalam hidupku dan pikiran yang
selalu membayangiku. Kapankah aku akan mendapatkan orang yang aku sayang dan
kapankah aku ingi bahagia bersamanya mungkin hanyalah ilusi belaka dan kayalan
semata di dalam anganku dan mimpiku. Tak ada sosok yang bisa mengertikanku
seperti ini dan tak ada sosok yang bisa membuatku bangkit.
Kehidupan menyendiri seperti ini rasanya
berat aku arungi bagaikan mengarungi luasnya samudara di dunia, mentari yang
datang melahirkan ku dalam kehidupan yang bahagia namun sejenak sirna bagaikan
di tutup cahaya gelap dan di butakan oleh kegelapan malam mungkin sampai
menunggu ajal kan datang aku akan bahagia ataukan mungkin aku akan bahagia kalu
sudah tak bernyawa.
Terlahirkan bahagia di dalam dunia namun
terpasungkan kehidupan di dunia, jiwaku sudah terserahkan padnya dan tinggal
menuju ajal yang menunggu di depan. Sampai kapan kah aku terus begini dan
sampai kapan aku akan hidup sendiri seperti ini. Lambaian jiwaku tak memiliki
arti sangat sempurna hanya cerita yang ada dalam hidup, dan kenangan masa lalu
yang kelam. Jiwa ini telah rusak dan hancur.
Sepanja waktu ada berjuta cerita dan
kisah dalam hidupku, namun waktu kini telah berjalan sangatlah cepat aku tak
bisa menceritakan kehidupan yang lalu dan sekarang, karena kehidupanku telah
dikelilingi oleh kehancuran jiwa, akankan cerita dan kisah yang indak akan
datang nanti ataukan hanya impian/mimpi dalam hidupku ini.
Aku menantikan dirimu datang dan bisa memelukku,
aku menunggu ruang untukku dalam hidupmu dan menceritakan masalalu. Siapakah yang
akan datang dalam hidupku untuk menemani kehidupanku yang sepi ini.
Mungkinkah aku bisa mendapatkan kebahagianan walaupun hanya sesaat
ataukan terus begini yang di bayangi kesendirian